A'faf Wahida

Rabu, 15 Jun 2011

WANITA PENGHUNI SYURGA vs WANITA PENGHUNI NERAKA

Di antara prinsip akidah Ahluss Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang telah Allah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya. Allah jadikan surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka, Dia jadikan sebagai tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik, dan durhaka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 132) Dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah: 24, Ali Imran: 131)
Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda, ‘Wahai kaum wanita besedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya, ‘Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang di antara kalian.’ Mereka bertanya, ‘Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah kesaksian wanita sama dengan separuh kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau berkata lagi, ‘Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau berkata, ‘Itulah (bukti) kekurangan agamanya.’” (HR. Bukhari) Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda, “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad) Di dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dan Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.
Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?
Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah dan para sahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, diperlihatkan kepada beliau surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka, beliau bersabda kepada para sahabatnya: “… dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Para sahabatnya pun bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur terhadap Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu.’” (HR. Bukhari) Di dalam hadits lainnya, Rasulullah menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda: “…dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wanginya surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad) Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya adalah sebagai berikut: * Banyak Melaknat Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi, “Kalian banyak melaknat.” Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan, ‘Tidak boleh melaknat seseorang yang secara zhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis. Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan sifat-sifatya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang mengubah batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru dalam Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri tertentu.1 * Durhaka terhadap Suami dan Mengingkari Kebaikan-Kebaikannya Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya.” Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri adalah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.”2 Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syariat: Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suami padahal suami menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya. * Tabarruj (Bersolek) Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi: “Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.” Yang dimaksud dengan tabarruj adalah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki.3 Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksud Nabi adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada zhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.”4 Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya: “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An-Nur: 31) Wahai ukhti muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak. Allah berfirman: “Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al-Ahzab: 33)


Disebutkan dalam hadis sahih bahwa
Rasulullah bersabda untuk para wanita:
"Sesungguhnya aku melihat kalian
sebagai penghuni neraka terbanyak." (Hr. Bukhari dan Muslim). Dalam hadis
lain Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya penghuni surga yang
paling sedikit jumlahnya adalah kaum wanita." (Hr. Bukhari dan Muslim).
Dan bersama itu, terdapat pula hadis
sahih yang lain bahwa bagi setiap laki-laki penghuni dunia ini akan mempunyai
dua isteri (di surga) (Hr. Bukhari dan Muslim) yakni dari penghuni dunia. Dalam
masalah di atas, para ulama berbeda pendapat dalam menggabungkan hadis-hadis di
atas yaitu apakah wanita merupakan kebanyakan penghuni surga atau penghuni
neraka ?
Sebagian ulama berkata: "bahwa
wanita adalah kebanyakan penghuni surga dan juga kebanyakan penghuni neraka,
karena memang jumlah mereka banyak. Qadhi 'Iyadl berkata: "Wanita adalah
anak cucu Adam yang terbanyak."(Tharh Tatsrib, 4/270)
Sebagian ulama yang lain berkata:
"Wanita adalah penghuni neraka terbanyak berdasarkan hadis-hadis di atas
dan mereka juga adalah penduduk surga terbanyak jika digabungkan jumlahnya
dengan bidadari surga, karenanya jumlahnya kemudian menjadi lebih banyak dari
pada laki-laki di surga."(Al-Tadzkirah, 2/148). Yang lainnya lagi berkata:
"Semula wanita adalah penghuni neraka terbanyak, namun kemudian mereka
menjadi penghuni surga terbanyak setelah yang muslimahnya keluar dari
neraka." Al-Qurthubi mengomentari hadis Nabi saw.:
"Sesungguhnya aku melihat kalian
sebagai penghuni neraka terbanyak."(Hr. Bukhari dan Muslim), bahwasanya
ini mungkin saat mereka menjadi penghuni neraka terbanyak, akan tetapi setelah
mereka keluar dari neraka karena syafa'at dan rahmat Allah, sehingga tidak ada
yang tersisa di neraka orang yang pernah mengucapkan kalimat Syahadah, maka
wanita pun kemudian menjadi yang terbanyak di surga.(Hadi al-Arwah li Ibn
al-Qayyim, 144). Karenanya kesimpulannya adalah hendaknya wanita berusaha untuk
menjadi penghuni surga.
Apabila wanita masuk ke surga, maka Allah
SWT akan mengembalikan usia mudanya dan kegadisannya berdasarkan sabda
Rasulullah saw.:
"Sesungguhnya surga tidaklah
dimasuki oleh orang lanjut usia …Sesungguhnya jika Allah memasukkan mereka ke
surga, maka Dia akan mengembalikan mereka menjadi gadis-gadis."(Hr. Abu
Nu'aim dalam Shifat al-Jannah, 391 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa'
al-Ghalil, 375).
Disebutkan dalam beberapa atsar bahwa
wanita di dunia saat berada di surga akan jauh lebih cantik melebihi kecantikan
bidadari-bidadari surga, ini karena kesungguhan mereka dalam beribadah kepada
Allah SWT.(Hadi al-Arwah, 223, Tafsir al-Qurthubi, 6/154, dan Shifat al-Jannah
li Ibn Abi Dunya, 87).
Ibn al-Qayyim berkata: "Sesungguhnya
setiap orang dilarang untuk mendekati selain pasangannya saat berada di sana
(surga)." (Hadi al-Arwah, 87).
Demikianlah saat ini surga tengah berhias
untuk kalian, wahai kaum wanita! Sebagaimana mereka juga tengah berhias untuk
laki-laki.
di tempat yang disenangi di sisi (Rabb)
Yang Maha Berkuasa. (QS. Al-Qamar:55)
Maka berhati-hatilah kalian dari
menyia-nyiakan kesempatan itu. Sesungguhnya umur ini adalah terbatas dan pasti
akan berakhir dan tidak ada setelah itu kecuali kekekalan. Maka jadikanlah
kekekalan kalian adalah di surga insya Allah. Ketahuilah kalian, sesungguhnya
maharnya surga adalah iman dan amal saleh, bukan angan-angan yang batil yang
tidak pernah terwujudkan. Dan ingatlah sabda Rasulullah saw.:
"Apabila seroang wanita shalat lima waktu dan puasa
ramadhan dan menjaga kesuciannya serta mentaati suaminya dikatakanlah kepadanya
masuklah kedalam surga darimana saja yang anda inginkan." (Shahihul Jami'
li al-Albani, 660).
Dan tinggalkanlah sejauh-jauhnya
penyeru-penyeru fitnah dan penghina kaum wanita yang menginginkan kerusakan
kalian dan ingin menanggalkan rasa malu dari kalian serta memalingkan kalian
dari memperoleh kenikmatan surga. Dan janganlah kalian tertipu dengan
ungkapan-ungkapan dan olesan bibir-bibir mereka yang mengajak pada kesetaraan
gender. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang digambarkan oleh
Allah SWT dalam firmanNya:
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir
sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)…
(QS. Al-Nisa':89)


Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat. Amin.......

Tiada ulasan:

Catat Ulasan